
Pemerintah yang dilandasi oleh Kementerian Agama (Kemenag) sedang menyiapkan gagasan untuk mengakhiri aktivitas sekolah selama satu bulan penuh pada bulan Ramadan 2025.
Tema ini bermuncul setelah melakukan pertimbangan yang komprehensif, meliputi keefektifan proses pembelajaran selama bulan puasa, serta kebutuhan siswa dan guru untuk meningkatkan konsentrasi dalam melaksanakan ibadah.
Isu perluasan hari libur sekolah selama bulan Ramadan menjadi sorotan publik sebagai pertengahan bulan Ramadan tiba.
Menurut kalender Hijriyah yang direncanakan oleh Departemen Agama, pergantian bulan Ramadan diperkirakan terjadi pada 1 Maret 2025, yang berarti kurang dari dua bulan lagi.
Dengan waktu yang semakin dekat, masyarakat menanti kepastian dari pemerintah tentang kebijakan tersebut.
Pernyataan ini mendapatkan berbagai tanggapan dari masyarakat. Beberapa pihak mendukung usulan liburan lebih lama selama Ramadhan dengan alasan agar siswa dapat lebih fokus menjalankan ibadah berpuasa, salat tarawih, dan memahami agama lebih dalam.
Di sisi lain, beberapa orang khawatir bahwa libur panjang dapat memengaruhi pencapaian akademik siswa, terutama bagi mereka yang akan menghadapi ujian sekolah atau persiapan kelulusan.
Tunggu dulu, apakah benar sekolah akan libur selama satu bulan dalam bulan Ramadan 2025?
Diskusikan Sekolah Berhalangan Tidur Selama Bulan Mekah 2025
Wakil Menteri Agama, Romo HR Muhammad Syafi’i, mengkonfirmasi wacana cuti sekolah selama bulan Ramadan 2025.
Apa ami’nya tidak diketahui berapa lama lagi diputuskan.”
.
Menteri Agama Nasaruddin Umar menjelaskan bahwa Kementerian Agama akan mempertimbangkan hari libur sekolah selama bulan Ramadan bagi madrasah dan pondok pesantren.
“Istilah warga Kementerian Agama adalah orang-orang yang ikatan pentingnya sudah terkait dengan negara, atas dasar cita-cita ulama,” tutur Nasaruddin Umarität
Sementara untuk sekolah umum, kebijakan serupa masih dalam pertimbangan. Ia meminta masyarakat sabar menunggu pengumuman resmi.
Dampak Sekolah Duduk 1 Bulan pada Bulan Ramadan Tahun 2025
Mengakibatkan opini pembaca ini, pakar sosial dan agama, Anwar Abbas, memberikan tanggapan positif
Menurutnya, dengan sekolahan libur selama Ramadan, dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk memahami esensi bulan suci dan fokus beribadah lebih dalam.
“Tentang rencana dari Kemenag untuk meliburkan anak-anak selama bulan puasa memang pantas mendapat sambutan gembira agar anak-anak tahu bulan puasa itu adalah bulan yang suci dan patut dihormati,” katanya pada Kamis (2/1/2025).
Meskipun demikian, Anwar menyatakan, libur sekolah selama 1 bulan bukan berarti siswa tidak belajar.
Dia berkata, pendidikan haruslah terus berlangsung dan dapat dilakukan secara daring, sehingga siswa tetap dapat belajar, meskipun tidak berada di sekolah.
Pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, siswa sekolah di Indonesia pernah menikmati libur sekolah selama satu bulan penuh saat bulan Ramadan.
Kebijakan ini diimplementasikan pada tahun 1999, setelah Gus Dur dilantik sebagai Presiden ke-4 menggantikan BJ Habibie.
Tujuannya adalah memberikan kesempatan bagi siswa Muslim agar bisa lebih fokus menjalankan ibadah dan memperdalam ajaran Islam selama bulan suci.
Pada masa liburan ini, sekolah-sekolah tersebut juga diminta untuk menyelenggarakan pemuliaan ilmu, yang diisi dengan kegiatan keagamaan seperti membaca Quran bersama, seruan, dan melaksanakan ibadah.