
Film X-Men (2000) merupakan salah satu waralaba superhero yang paling populer di dunia perfilman. Dengan karakter-karakter ikonik dari komik Marvel, film ini sukses besar di box office dan mendapat tempat tersendiri di hati para penggemar. Namun, di balik kesuksesannya, ada banyak cerita menarik mengenai proses syuting, tantangan teknis, serta kerja keras kru dan pemain.
Film pertama X-Men disutradarai oleh Bryan Singer dan menjadi titik awal dari keseluruhan waralaba X-Men di layar lebar. Sebelumnya, karakter-karakter X-Men sudah terkenal dalam dunia komik sejak 1963, tapi adaptasi filmnya menjadi sebuah tantangan besar, terutama karena film tentang superhero belum begitu populer pada saat itu.
X-Men adalah film pertama yang membawa film superhero ke jalur yang lebih serius dan gelap. Banyak yang menyebutnya sebagai titik balik dari film-film superhero sebelumnya yang lebih ringan. Sebelum Bryan Singer, direktur lain seperti Ang Lee sempat dipertimbangkan, namun Singer-lah yang akhirnya memilih pendekatan serius terhadap tema film ini.
Setiap karakter mutan terkenal dengan ciri khasnya, baik dari segi penampilan maupun kepribadian. Beberapa aktor yang terlibat dalam film pertama ini adalah Hugh Jackman sebagai Wolverine, Patrick Stewart sebagai Profesor X, Ian McKellen sebagai Magneto, dan Famke Janssen sebagai Jean Grey.
Hugh Jackman awalnya tidak dimaksudkan untuk memerankan Wolverine. Peran itu seharusnya diberikan kepada aktor lain, tetapi karena Hugh Jackman datang sebagai pengganti mendadak saat audisi terakhir, dia akhirnya mendapatkan peran itu dan menjadi ikon sepanjang waralaba. Hugh Jackman sering melakukan adegan aksinya sendiri, meskipun kadang-kadang memerlukan bantuan stunt double untuk adegan yang lebih berbahaya. Hugh Jackman memerankan Wolverine selama 24 tahun, menjadi salah satu aktor yang paling lama memerankan karakter dalam film superhero.
Patrick Stewart hampir tidak menerima peran Profesor X karena lebih dikenal sebagai aktor teater daripada bintang film blockbuster. Namun, partisipasinya memberikan kekuatan akting yang sangat penting bagi karakter tersebut. Beberapa aktor dari film X-Men pertama, seperti Patrick Stewart dan Ian McKellen, kembali tampil dalam film-film berikutnya, memberikan kedalaman emosi bagi waralaba ini.
Film X-Men mengambil lokasi syuting di beberapa tempat ikonik, termasuk di Kanada dan berbagai lokasi di Amerika Serikat. Bagian paling mencolok adalah pengambilan lokasi di sekolah Profesor X. Lokasi syuting mansion Profesor X diambil di sebuah bangunan bersejarah bernama Sharon Mansion, yang terletak di Toronto, Kanada. Interior gedung ini difilmkan di beberapa lokasi berbeda serta menciptakan tampilan yang luas dan megah. Beberapa syuting lainnya dilakukan di studio di sekitar Toronto.
Efek khusus dan makeup adalah aspek penting dalam menciptakan dunia X-Men. Mengingat banyak karakter yang memiliki kekuatan luar biasa, penggunaan CGI dan makeup prostetik menjadi bagian integral dari produksi. Salah satu tantangan terbesar adalah menciptakan tampilan karakter seperti Mystique (diperankan oleh Rebecca Romijn), yang seluruh tubuhnya dicatefully potongan biru.
Untuk make up Mystique, Rebecca Romijn harus melalui proses prostetik yang memakan waktu lebih dari 7 jam setiap harinya selama syuting. Tidak hanya itu, dia juga harus mengenakan kostum tubuh biru yang sangat ketat, sehingga pergerakannya menjadi terbatas.
Syuting film X-Men memakan waktu sekitar 3 bulan, mulai September 1999 dan berakhir Desember 1999. Jadwal syuting yang ketat dan tantangan teknis kompleks membuat proses pembuatan film ini cukup intens. Para aktor sering kali harus bekerja lebih dari 12 jam sehari. Banyak adegan pertempuran besar menggunakan efek CGI, meskipun adegan pertarungan fisik dilakukan dengan cara yang matang untuk tetap terasa realistis.
Skor musik ditulis oleh Michael Kamen, yang menciptakan lagu ikonik untuk karakter utama. Musik ini banyak membantu menambah efek epik dan serius yang ingin disampaikan oleh sutradara. Skor musik yang dirancang oleh Michael Kamen kemudian digunakan sebagian besar film X-Men berikutnya.
Setelah dirilis pada Juli 2000, X-Men sukses besar di box office dan mengumpulkan lebih dari 296 juta dolar di seluruh dunia. Keberhasilan X-Men membuat sejarah dalam industri film karena karakter-karakter komik menjadi bintang utama di layar lebar dan mendapat perhatian dari audiens mainstream.
Saat X-Men (2000) sukses, franchise ini berkembang pesat dengan lebih dari 10 film, termasuk sekuel, prekuel, dan spinoff. Daftar film X-Men berdasarkan tahun rilisnya adalah sebagai berikut: X2: X-Men United (2003), X-Men: The Last Stand (2006), X-Men Origins: Wolverine (2009), X-Men: First Class (2011), The Wolverine (2013), X-Men: Days of Future Past (2014), X-Men: Apocalypse (2016), Deadpool (2016), Deadpool 2 (2018), X-Men: Dark Phoenix (2019), Logan (2017), The New Mutants (2020), dan Deadpool and Wolverine (2024).
Film-film X-Men memainkan peran penting dalam membentuk dunia film superhero modern yang kita kenal saat ini. X-Men dianggap sebagai titik awal dari era modern film superhero, yang menginspirasi banyak film superhero lainnya, termasuk Spider-Man (2002), The Dark Knight (2008), dan The Avengers (2012).