
Selain itu, seharusnya bahan baku pangan untuk program makan gratis tersebut harus berasal dari dalam negeri, bukan dari impor, seperti yang dikatakan oleh Prabowo Subianto.
Tujuan dari hal ini adalah untuk meningkatkan kerja sosial ekonomi di masyarakat pedesaan.
“Ini arahan Presiden harus berasal dari dalam negeri, dari desa, sehingga bisa menggerakkan perekonomian masyarakat, bukan impor. Jadi, bahan bakunya bukan impor,” kata Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi setelah bertemu Presiden Prabowo di Istana Bogor, Jumat (3/1).
Budi menjelaskan bahwa program makan bergizi ini akan melibatkan peran desa, koperasi, dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam program tersebut.
Sebanyak 1.923 koperasi telah menyatakan kesiapan untuk berpartisipasi dalam program ini, termasuk koperasi telur, koperasi sayur, dan jenis-jenis koperasi lainnya yang akan membantu menyediakan bahan makanan.
“Termasuk koperasi telur berapa, koperasi sayuran, beras, ikan, dan seterusnya. Ya ada 1.923 koperasi yang siap terlibat dalam program mendukung makan bergizi gratis,” kata Budi.
Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto menambahkan bahwa desa-desa juga siap menyediakan bahan baku untuk program ini.
Dia menyebutkan adanya sejumlah desa dengan komoditas unggulan, seperti desa padi, desa jagung, desa ikan nila, dan desa melon.
“Jadi kita akan tersenyum tentang siang bergizi. Ya (menyokong) untuk makan siang bergizi. Jadi kita tadi instruksi Bapak Presiden, makan siang bergizi itu melalui kerja sama dengan Koperasi, BUMDes, itulah yang seharusnya bahan bakunya dari desa,” ujar Yandri.
Padahal belum juga pemerintah menghitung jumlah uang yang beredar di desa yang berasal dari program makan gratis melalui makanan bergizi.
Akan tetapi, pemerintah telah menyiapkan Rp 71 triliun untuk program ini sepanjang tahun 2025, yaitu 20% dari anggaran desa.
” Pasti untuk ketahanan pangan makan siang bergizi itu dari dana desa, tadi saya sampaikan, saya lapor 20 persen dari Rp 71 triliun dana desa tahun 2025 untuk ketahanan pangan,” ujarnya.
Pengumuman: Program gizi bergizi gratis akan dimulai pada tanggal 6 Januari 2025, dengan alokasi anggaran senilai Rp 71 triliun yang disiapkan oleh pemerintah untuk program unggulan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan Jakarta pada akhir November 2024, Prabowo menyatakan bahwa program ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan warga negara, termasuk pekerja.
Pemerintah juga menetapkan anggaran untuk program makan bergizi gratis berkurang dari Rp 15.000 menjadi Rp 10.000 per porsi.
“Kita ingin Rp 15.000 (per porsi), tapi kondisi anggaran mungkin Rp 10.000 kita tentukan untuk daerah-daerah itu cukup, cukup seimbang dan bergizi,” tandas Prabowo dalam konferensi pers di Istana, 29 November 2024.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com berjudul: “Prabowo Minta Bahan Baku Makanan Seimbang Bebas Ini Berasal dari Indonesia”
.