
Tanpa Mama menyadari, anak tumbuh secepat kilat dalam waktu yang singkat. Munul oranak-kanak, anak bergerak menuju masa remaja. Dalam waktu singkat ini, tidak hanya bentuk tubuh yang berubah, tetapi juga makin berkembang pikiran dan perubahan yang mendalam lainnya.
Anak juga berkembang secara emosional dan mentalnya. Perkembangan kognitif adalah salah satu hal penting dalam perkembangan anak.
Dimana anak mengembangkan cara berpikir kreatif dan kemampuan pemecahan masalah yang mendukungnya dalam masa sekolah hingga masa depannya.
Pada usia prasekolah dan sepanjang empat tahap utama dalam perkembangan kognitif anak!
Apa itu Perkembangan Kognitif?
Perkembangan kognitif adalah perkembangan anak yang meliputi pertumbuhan kemampuan berpikir, berlogika, memecahkan masalah, dan meningkatkan kreativitas.
Pertumbuhan kognitif menjamin bahwa seluruh otak anak dapat berkembang secara mental dan emosional. Diutip dari Parenting.firstcry.com, menurut psikolog Jean Piaget, anak-anak memiliki kecerdasan yang sama dengan orang dewasa.
Satu-satunya perbedaan berasal dari proses berpikirnya. Berversi apa yang dikerjakan oleh anak berbeda dengan yang lazim, yaitu mereka tidak menyerap informasi langsung, tetapi lebih awal mencoba memahami pada setiap hal pada sekeliling mereka.
Ya, persepsi dan perspektif anak yang semakin berkembang dan tajam adalah sebagai hasil dari perkembangan kognitifnya.
Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini: Tahap-tahap Utamanya
Pada setiap tahap perkembangan anak, beberapa perubahan terjadi dalam hal perkembangan kognitif. Saat anak mulai mengeksplorasi dunia, ia melewati empat tahap utama perkembangan kognitif, yaitu:
1. Tahap sensorimotor
Pada tahap ini, anak dapat menyerap pengalaman dan persepsi sekarang ini melalui indra motoriknya. Anak dapat dengan gembira menjalani hidup dan menikmati lingkungan di sekitarnya sepenuhnya, ia sekarang mulai belajar lebih baik melalui manipulasi benda dan sentuhan. Ini adalah tahap ketika indera anak mulai hidup dan bekerja lebih intens, saat ia terus memahami arti dari pengalaman inderawi dan mengenali kesadaran akan lingkungannya.
2. Tahap pra-operasional
Jangka waktu antara usia dua dan tujuh tahun disebut Tahap Praoperasional. Ini adalah tahap di mana anak tidak dapat memahami logika, tetapi dapat memahami gambar dll Represensi simbolik dari informasi.
Sederhananya, ini masa anak belajar secara visual, Ingatan, Imajinasi serta kreativitasnya mulai terbentuk. Adalah saat anak mulai mempelajari Kata-kata sebagai dasar Bahasa, namun anak juga biasanya tidak memahami sudut pandang orang lain dengan mudah.
3. Tahap operasional kongkret
Seorang anak mulai meningkatkan kesadaran terhadap lingkungannya dan menyadari perasaan orang lain dari usia 7 sampai 11 tahun. Ini adalah saat di mana emosi anak berkembang pesat, mereka mulai memahami emosi orang lain dan mengerti kejadian di luar diri mereka. Meskipun pikiran mereka masih masih abstrak, anak mulai membangun asas-asas pikiran logis dan analisis sejak tahap ini.
4 Tahap operasional formal
Jangka waktu antara usia 12 hingga dewasa disebut sebagai fase operasional formal. Ini adalah periode anak mulai mengembangkan kemampuan berpikir rasionalnya dan belajar berlogika serta konsep abstrak. Perencanaan sistematis dan cara berpikir logis dalam menyelesaikan masalah mulai terbentuk di otak pada tahun-tahun ini.
Tips Mengembangkan Keterampilan Kognitif pada Anak
Setelah mengetahui tahap-tahap perkembangan kognitif anak, ada beberapa cara yang bisa membantu anak untuk meningkatkan perkembangan kognitifnya. Berikut adalah 10 tips yang dapat ibu terapkan untuk meningkatkan perkembangan kognitif pada anak usia dini:
1. Menyanyikan lagu
Bujuklah anak untuk berselangglya bernyanyi. Inilah cara untuk mengembangkan kemampuan ingatan dan menciptakan koneksi antara kata-kata dan gambar. Ibu bisa mulai dengan menggunakan lagu-lagu yang menggunakan Bahasa Indonesia, terutama untuk mengajarkan berbagai kosakata kepada anak dalam Bahasa Indonesia.
Mama juga bisa mengajak anak untuk menyanyikan lagu bahasa asing, salah satunya Bahasa Inggris, untuk membantu anak belajar berbahasa asing.
2. Identifikasi suara
Ajarilah anak Anda untuk mengenali dan membedakan antara suara yang berbeda yang mengelilinginya. Baik itu suara nyanyian burung, aliran air, atau mesin cuci.
Lalu minta anak untuk mengidentifikasi suara dan menghubungkannya dengan objek atau kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan sehari-hari.
3. Permainan mencari alphabet
Potong aksara alfabet menjadi potongan-potongan kecil dan letakkan mereka di berbagai tempat di rumah. Kemudian dorong anak Anda untuk mencari alfabet-alfabet yang terpisah dan menemukan bagian yang hilang pada urutan yang benar.
Biarkan anak mengumpulkan bentuk-bentuk alfabet dan merekatkannya sambil besantai bernyanyi lagu-lagu menyenangkan yang terkait dengan huruf-huruf. Ini dapat membantu anak mengenal huruf dan menghubungkan huruf dengan gambar.
4. Melibatkan bentuk dan warna
Bermainlah dengan anak mu dengan mainan bola dan permainan warna-warni yang menyenangkan, melibatkan penggunaan dan manipulasi bentuk, seperti balok bangunan atau potongan puzzle. Saat anak Anda mulai tumbuh, mintalah dia untuk menceritakan tentang objek di dekatnya dan menjelaskan mengenai warna serta bentuknya.
5. Menentukan keputusan
Biarkan anak untuk menentukan keputusan dari pilihan-pilihan yang mudah, seperti dalam pertanyaan berikut ini:
Dengan memberikan pilihan kepada anak, ibu akan membuatnya terlatih lebih mandiri dan memberi kebebasan dalam berpikir dan berbicara, sehingga dapat dapat meningkatkan perkembangan kognitifnya.
6. Mengajukan pertanyaan
Ajukan pertanyaan-pertanyaan kepada anak tentang isu-isu ringan yang dihadapinya sehari-hari. Bertanya juga membantu anak untuk berpikir, dan menyediakan kesempatan bagi anak untuk menjadi pemecah masalah yang lebih baik. Membanyak menanyakan pertanyaan juga membantunya memahami bagaimana lingkungannya bekerja.
7. Melakukan perjalanan wisata dan liburan
Ajaklah anak Anda untuk keluar rumah, mengunjungi museum, taman hiburan, dan tempat-tempat lainnya. Hindari anak memulai petualangan di luar ruang dan buat mereka bersenang-senang.
Biarkan anak bermain di taman, menangkap serangga, pergi berburu serangga, dan intonasi seseorang saat menjelaskan kepada anak terkait pengalaman objek wisata yang pelbagai. Perjalanan mengunjungi museum serta mengajaknya mencari barang-barang makanan juga merupakan ide yang berguna.
8. Mainkan game menyenangkan
Permainan memilih bentuk dan warna, teka-teki, permainan permainan papan, atau permainan apa saja yang menyenangkan dapat membantu ikatan sosial dan pemikiran logis anak. Jangan khawatir, karena beberapa permainan dapat membantu membangun keterampilan kognitif utama di area otak anak.
Orang tua bahkan dapat membiarkan anak main video game sekali-kali untuk meningkatkan hal-hal di kehidupan sehari-hari. Permainan luar rumah seperti Petak Umpet adalah contoh permainan yang direkomendasikan.
9. Bermain hitung objek
Ajari anak untuk menghitung benda, sayuran, beberapa pasang sepatu, dan apa pun yang sederhana dan menyenangkan. Dengan berlatih berhitung, dia dapat membangun kemampuan berpikir logisnya.
Mama juga bisa membuatnya menjadi lebih santai dengan menanyakan berapa banyak coklat yang dia inginkan di hari ulang tahunnya atau berapa banyak tempat yang dia ingin kunjungi selama akhir pekan. Membuat anak mempelajari matematika dan mengingatkan nama-nama dalam cara yang menyenangkan.
10. Latihan dan olahraga
Ajari anak untuk berolahraga dan tunjukkan padanya cara berolahraga yang tepat. Latihan melawan stres dengan melepaskan endorfin dan membuat anak merasa nyaman. Ditambah lagi, berolahraga juga berfaedah untuk kesehatannya dan mengembangkan koordinasi serta kemampuan motorik halus.
Latihan kreatif tambahan seperti berdansa dan bermain di luar ruangan memperkuat kemampuan berpikir logis dan kreatif, serta meningkatkan ketangkasan dan perkembangan sensorik.
Tentu saja, berikut adalah informasi tentang perkembangan kognitif anak yang perlu diketahui orang tua. Pastikan lingkungan di rumah Anda dirancang untuk memberikan kasih sayang dan kebahagiaan sehingga melahirkan kebiasaan belajar dan menikmati kegiatan. Anak belajar lebih mudah saat sedang santai, terlibat, dan bahagia.
Waktu terasa berlalu begitu saja ketika anak selalu ingin belajar dan tumbuh. Menjadi kenangan yang indah ketika Mama melihat anaknya tumbuh dari bayi baru lahir hingga balita dan terus-menerus.
Buatlah belajar menjadi pengalaman yang menarik bagi anak untuk mengembangkan sifat yang kagum belajar.
Baca juga: