
– Orang yang berbicara dengan cara sopan sering dianggap sebagai pribadi yang tenang dan bijaksana. Namun, menjadi seorang yang keras hati tapi pendiam sejati tidak hanya tentang menelanjanglah gurauan dengan nada-nada lembut.
Berikut adalah beberapa tanda orang yang memiliki keyakinan diri yang baik dan percaya diri, dan mudah diketahui melalui interaksi dan percakapan dengan mereka:
Orang yang bicara lembut dan percaya diri biasanya memiliki kemampuan mendengarkan baik. Mereka memberikan perhatian sepenuhnya pada lawan bicara, sehingga orang merasa dipercaya dan didengarkan.
Dengan lebih banyak mendengarkan, mereka tidak hanya menunjukkan rasa menghargai, tetapi juga membuka diri untuk belajar. Setiap perbincangan menjadi kesempatan dalam memperoleh pemahaman baru dan menemukan sudut pandangan yang berbeda.
Apakah kamu pernah menyadari bagaimana beberapa orang selalu berusaha berbicara lebih banyak meskipun dalam situasi hipotetis, sedangkan yang lain lebih nyaman dengan menjadikan keheningan sebagai sesuatu yang umum? Mereka menyadari bahwa silencio bukanlah sesuatu yang harus dihindari atau dipenuhi.
Mereka melihatnya sebagai kesempatan untuk berpikir, merenung, dan menikmati kebersamaan dengan diri sendiri. Mereka merasa nyaman dan tidak perlu mengisi setiap waktu dengan suara yang padat.
Kenyamanan mereka dalam keheningan biasanya membuat orang mengelilinginya merasa tenang. Ketika kamu tidak segera mengisi ruang dengan kata-kata, maka kamu cenderung lebih berhati-hati dalam berpikir dan berbicara, sehingga kata-kata yang diucapkan menjadi lebih bermakna.
Kamu harus memilih kata yang bijaksana, seperti ketika sebuah perdebatan politik hampir merusak persahabatanmu dengan seseorang teman. Alasannya adalah jika Anda dipicu emosi, langgui berdebat secara keras, seolah merasa paling benar. Suasana pun menjadi sangat tegang.
Tiba-tiba, seorang teman lain yang menyaksikan perdebatan tersebut berbicara dengan suara yang lembut. Ia tidak ikut berdebat atau memihak, melainkan hanya mengajukan beberapa pertanyaan sederhana untuk menimbulkan kesadaran dirimu dan temanmu.
Pertanyaan-pertanyaan itu sederhana, tapi cukup membuat mereka menjadi terdiam sejenak, memahami kata-katanya, dan menyadari betapa sempitnya pandangan serta pentingnya mendengarkan sisi lain perkataan.
Mereka merupakan orang yang memiliki kepercayaan diri penuh terhadap kemampuan, nilai, dan harga diri mereka. Ini bukan soal sombong atau merasa lebih superior dari orang lain, melainkan tentang sadar apa yang mereka miliki untuk diberikan.
Kepercayaan diri yang tenang ini seperti cahaya yang memancar dari dalam diri, menarik perhatian dan rasa hormat walaupun tanpa kata-kata. Kepercayaan diri seperti ini tidak memerlukan pengakuan dari orang lain, karena datang dari keyakinan yang dalam pada diri seseorang sendiri.
Sifat seseorang yang berbicara dengan lembut namun percaya diri dapat membuat banyak orang terkagum-kagum, terutama kemampuan mereka untuk tetap tenang dalam tekanan. Misalnya, saat mengerjakan proyek kelompok di universitas dengan masa tenggang waktu yang ketat, ketegangan meningkat dan keseluruhan stres tampak menyebar.
Namun, seorang anggota kelompok yang biasanya pendiam, maju dengan perasaan yang tenang. Dia tidak mengangkat suara tinggi, tetapi memberikan saran rencana aksi yang terstruktur, membagi tugas sesuai dengan kemampuan masing-masing, dan mengalihkan proyek menjadi bagian-bagian kecil. Sikap tenangnya meredakan kecemasan, dan akhirnya mereka berhasil menyelesaikan proyek tepat waktu.
Mari kita perhatikan dengan jujur tidak ada hal yang sempurna. Kita semua pasti pernah melakukan kesalahan, dan itu biasa saja. Yang paling penting adalah bagaimana kita menghadapi kesalahan tersebut. Mereka melihat kesalahan sebagai kesempatan untuk belajar, bukan sebagai kegagalan.
Mereka tahu bahwa pertumbuhan hanya terjadi melalui tantangan, bangkit, memperbaiki diri, dan mencoba lagi. Tentu saja, sangat sulit membuat kesalahan, khususnya saat orang lain melihat. Akan tetapi, ingatlah bahwa setiap kesalahan adalah langkah maju, bukan mundur. Ini adalah kesempatan belajar, berkembang, dan menjadi lebih baik.
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang menggunakan bahasa lebih sedikit, tapi lebih relevan, cenderung dipandang lebih berpengetahuan. Mereka lebih banyak peduli pada kualitas pembicaraan daripada kuantitasnya. Mereka tidak merasa perlu menguasai pembicaraan atau menjadi yang terakhir berbicara.
Sebaliknya, mereka memilih waktu yang tepat dan berbicara saat terkait pentingnya. Ini bukan berarti mereka selalu diam, melainkan mereka menyadari kekuatan kata-kata dan menggunakan mereka dengan bijak.
Membuat penampilan palsu, bermain peran, dan terus-menerus khawatir tentang pendapat orang lain merupakan beban yang berat jika ditanggung. Mereka tidak menyesali tindakan mereka. Mereka menyadari bahwa mereka tidak harus disukai oleh semua orang, dan itu bukan hal yang menjadi masalah.
)